Monday, September 16, 2024

pengertian berpikir dan prosesnya

 berpikir adalah proses menyerap fakta melalui panca indera kemudian menyimpannya ke dalam otak manusia kemudian mengaitkannya dengan informasi terdahulu.


untuk bisa berpikir ada syarat yng harus dipenuhi:

1. ada fakta. kalau tidak ada fakta, berarti berkhayal/ berfantasi.

2. ada panca indera seperti mata, telinga, kulit, hidung, lidah. tanpa panca indera manusia tidak bisa menerima informasi sebagai masukan sehingga tidak bisa berpikir dan menghasilkan keluaran.

3. memiliki otak sebagai tempat menyimpan hasil penginderaan.

4. informasi terdahulu. tanpa informasi terdahulu manusia manusia hanya bisa mengindera saja tanpa tahu apa itu benda-benda, sifat-sifatnya, kegunaannya, bagaimana menggunakannya dan sebagainya.


akal adalah kemampuan khusus manusia yang membuat manusia mampu mengaitkan hasil penginderaan dengan informasi terdahulu. tanpa akal yang terjadi adalah penginderaan dan penyimpanan di dalam otak. itulah yang terjadi pada hewan. tapi hewan memiliki potensi kehidupan yang disebut naluri/ insting sehingga bisa mengarahkan hasil penginderaannya untuk bertahan hidup. hewan-hewan bisa membedakan mana yang bisa dimakan dan mana yang tidak. awalnya dari mencoba melihat, menyentuh, menjilat kemudian bisa dimakan. selanjutnya dengan hasil penginderaan itu mereka bisa membedakan mana yang bisa dimakan dan mana yang tidak. tapi mereka tidak tahu apa itu yang mereka makan, bagaimana rasanya, mengapa bisa dimakan. mereka memiliki bahasa alami sebagai ekspresi perasaan/ naluri mereka tapi tidak memiliki kemampuan bahasa yang kompleks seperti manusia.


ada 3 tingkatan berpikir:

1. berpikir tingkat 1: berpikir nyata. misalnya menunjuk gelas sambil mengatakan "itu gelas". jika pernyataan sesuai dengan kenyataan/ fakta yang ditunjuk atau fakta yang ditunjuk sesuai dengan pernyataan maka benar. jika tidak sesuai maka salah.

2. berpikir tingkat 2: berpikir tentang hal-hal yang tersembunyi. misalnya kejadian-kejadian yang terjadi di masa lalu, masa depan atau hal-hal yang terlalu kecil atau terlalu besar sehingga tidak dapat diamati secara langsung. intinya berpikir tingkat 2 adalah berpikir tentang obyek-obyek yang di luar jangkauan panca indera manusia sehingga tidak bisa melakukan pengamatan dan penginderaan secara langsung. contohnya: sejarah mesir kuno, big bang, hari kiamat, struktur atom, lubang hitam. untuk bisa berpikir tentang benda-benda ini manusia tidak mengindera/ mengamati secara langsung, tapi melalui alat bantu/ petunjuk. misalnya artefak dan dokumen untuk sejarah bangsa masa lalu. ada mikroskop untuk mengamati benda-benda mikroskopik. ada teleskop untuk mengamati bintang-bintang di alam semesta.

3. berpikir tingkat 3: berpikir tentang konsep-konsep abstrak. dalam berpikir tingkat ini juga menilai sesuatu itu baik atau buruk. misalnya apa itu demokrasi? demokrasi itu baik atau buruk? apa itu kapitalisme? kapitalisme itu baik atau buruk? begitu juga sekulerisme, liberalisme, komunisme,sosialisme, individualisme. berpikir tingkat 3 berusaha mendefinisikan konsep-konsep abstrak itu dan menilainya baik atau buruk. termasuk juga menilai perbuatan manusia itu baik atau buruk. misalnya apakah membunuh itu selalu buruk? bagaimana kalau membunuh untuk membela diri? begitu juga menolong. apakah menolong itu selalu baik? bagaimana jika menolong melindungi penjahat dari polisi yang mengejarnya? atau bagaimana kalau membantu dalam perampokan, pencurian, korupsi dan sebagainya.

tingkatan berpikir:

1. berpikir dangkal, yaitu menilai sesuatu hanya dari penampilan luarnya saja. misalnya menilai orang lain hanya dari fisik, pakaian dan hartanya saja.

2. berpikir mendalam, yaitu menilai dan berpikir tentang sesuatu secara mendalam. caranya dengan mengamati dan berinteraksi dengan orang lain. contohnya menilai orang lain dari kepribadiannya. kepribadiannya diketahui setelah berinteraksi dalam waktu yang lama. berpikir mendalam juga dilakukan oleh para ilmuwan.

3. berpikir cemerlang, yaitu berpikir dan menilai secara mendalam dan menyeluruh. misalnya memilih pasangan tidak hanya dari fisik dan kepribadian, tapi juga kesesuaian dengan pandangan hidup, nilai-nilai hidup, budaya dan cara hidup si pemikir yang mencari pasangan hidup. si pria menilai wanita dari agama, budaya dan cara hidup si wanita. begitu juga sebaliknya.

No comments:

Post a Comment

cara menemukan potensi diri

 Menemukan potensi diri adalah proses yang sangat pribadi dan unik bagi setiap orang. Proses ini memerlukan eksplorasi, refleksi, dan eksper...